VIVA – Sejumlah pejabat Departemen Pertahanan (DoD) Amerika Serikat mengaku tidak yakin militer Rusia akan melancarkan serangan nuklir. Meski Ukraina menyerang wilayah Vladimir Putin dengan senjata Barat.
Read More : Viral Meninggalnya WM, Bahayakah Konsumsi Susu dan Roti Saat Diare?
Hal itu diungkapkan lima perwakilan Amerika Serikat (AS) yang identitasnya diungkap. Lima pejabat menyoroti kemungkinan rudal MGM-141 ATACMS digunakan oleh Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU).
Setelah itu, para pejabat tersebut juga membeberkan situasi sebenarnya di kalangan pejabat AS yang kerap terlibat perdebatan mengenai posisi Presiden Joe Biden yang mengizinkan penggunaan senjata tersebut.
Di sisi lain, banyak pejabat Gedung Putih, Pentagon, dan Departemen Luar Negeri AS tidak setuju Biden akan mengizinkan Ukraina menggunakan ATACMS.
“(Beberapa orang di Gedung Putih, Pentagon, dan Departemen Luar Negeri) takut akan pembalasan mematikan terhadap pangkalan militer dan diplomat AS atau sekutunya,” kata seorang pejabat AS.
“Kekhawatiran akan eskalasi, termasuk ketakutan terhadap nuklir, adalah hal yang berlebihan,” katanya, menurut VIVA Military dari Reuters.
Pada saat yang sama, konsultan Kongres AS menekankan bahwa rudal ATACMS dengan segala kemampuannya tidak akan mengurangi kekuatan nuklir Rusia.
Read More : 3 Poin Timnas Indonesia dari Laga Tandang yang Sulit di Piala AFF 2024
“Penilaiannya konsisten, ATACMS tidak akan mengubah perhitungan nuklir Rusia,” kata seorang penasihat Kongres AS yang tidak disebutkan namanya kepada VIVA Military Russia Today.
Pada 21 November 2024, Presiden Putin menyatakan bahwa pengiriman senjata ke Ukraina akan mengubah sifat konflik. Sebab jika Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tidak melakukan intervensi, maka senjata canggih yang dikirim Barat tidak akan berfungsi.
Putin mengatakan bahwa Rusia mempunyai hak untuk menyerang fasilitas militer di luar Ukraina dan akan merespons dengan kuat dan tepat jika agresi meningkat.