ditphat.net – Sore itu, pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID-7521 mendarat dengan selamat di landasan Bandara Djuanda, Surabaya, Jawa Timur.
Setelah parkir dengan benar di area bandara, para penumpang secara individu mulai keluar dari badan pesawat dan turun di terminal penumpang.
Di antara sekian banyak penumpang, seorang pria paruh baya yang mengenakan kemeja putih, celana jeans biru, dan jaket kulit hitam tampak berjalan dengan wajah gembira menuju area home landing.
Di belakangnya ia melihat seorang wanita berpakaian biru dengan rompi hitam berjalan bersama beberapa wanita lainnya.
Dari penerbangan menuju terminal Home (T1) tidak terjadi hal-hal aneh, situasi tampak normal. Segalanya berubah hanya ketika beberapa perwira TNI Angkatan Laut menyapa pria tersebut dan timnya dengan hormat dan ramah.
Apalagi saat Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanudal) Juanda, Kolonel Marinir (P) Dani Achnisundani datang dan berjabat tangan dengan pria berjaket kulit. Dan pria itu tersenyum ramah padanya.
Jadi siapa pria itu?
Ternyata pria tersebut bukanlah manusia, ia adalah seorang Jenderal Angkatan Laut dengan 3 bintang emas di pundaknya. Dialah Laksamana Madya TNI Denih Hendrata, perwira senior TNI yang saat ini menjabat sebagai Panglima Komando Armada Republik Indonesia (Pangkoarmada RI).
Sedangkan wanita yang bersamanya tak lain adalah istri sekaligus Ketua PG Jalasenastri Armada RI Ny. Kiki Denih Hendrata.
Berdasarkan siaran resmi Informasi Pangkalan Udara Djuanda yang dilansir ditphat.net Militer, pada Rabu 30 Oktober 2024, kedatangan jenderal jebolan Akademi Angkatan Laut (AAL) 1989 itu berada di Kota Pahlawan untuk menyambut KRI Bima Suci yang. itu akan datang dari perjalanan panjang 90 hari ke beberapa negara di dunia.
Pelayaran KRI Bima Suci tidak mau berangkat ke tempat itu namun melaksanakan Latihan Praktik (Lattek) Pelayaran Kartika Jala Krida (KJK) angkatan AAL sebanyak 71 taruna pada tahun 2024.
KRI Bima Suci pertama kali meninggalkan Indonesia melalui Dermaga Ujung Surabaya pada 1 Agustus 2024. Dari Surabaya kapal menuju Jakarta, lalu meninggalkan Tanah Air.
Negara asing pertama yang dikunjungi adalah Singapura, lalu Sihanoukville, Kamboja, lalu Hai Phong, Vietnam, Shanghai, China, dan Busa, Korea.
Tidak hanya laut Asia yang bisa dilayari tetapi juga laut Eropa. KRI Bima Suci kemudian berangkat ke Vladivostok di Rusia. Dari Rusia perjalanan menuju Asia, sedangkan setelah pulang KRI Bima Suci singgah di Yokosuka, Jepang, menuju Manila, Filipina, masuk Balikpapan dan kembali ke Surabaya.
Nah, saat keluar dari Surabaya lalu, Laksamana Madya Deni Hendrata dan istri pun ikut meninggalkan KRI Bima Suci untuk berlayar lho.
Baca: Kejadian Tak Terduga di Hutan Papua, Prajurit TNI Braja Sakti Temukan Plastik Merah Berisi Terbang