ditphat.net – Meski masih ada masa gencatan senjata dengan Israel, Hizbullah menjadi salah satu pihak yang dirugikan akibat jatuhnya rezim Presiden Bashar al-Assad di Suriah.
Faksi politik-militer yang berbasis di Lebanon ini telah lama terlibat konflik dengan tentara Israel. Apalagi ketika Hizbullah memutuskan menyerang negara Zionis untuk mendukung perjuangan Hamas Palestina.
Hizbullah tidak berdiri sendiri, mereka adalah salah satu agen Iran. Oleh karena itu, organisasi yang dipimpin oleh Neem Qasim ini sangat membutuhkan pasokan senjata dari negara sang mullah.
Di sisi lain, karena peran Suriah, Hizbullah bisa saja memiliki serangkaian senjata canggih. Ya, Suriah adalah jalur utama pengiriman senjata yang dikirim Iran.
Jatuhnya Suriah ke tangan pemberontak Hay’at Tahrir al-Sham telah melemahkan kemampuan Hizbullah untuk meningkatkan kekuatannya di dekat perbatasan Israel.
“Anda memerlukan seseorang untuk mengirim senjata (tetapi) mereka telah terbunuh atau melarikan diri,” kata seorang pejabat militer Iran yang tidak disebutkan namanya.
Seorang perwira di Korps Garda Revolusi Islam Iran mengatakan partainya tidak akan memasok senjata ke Hizbullah. Sebab jika langkah tersebut terus berlanjut, Iran akan berada dalam bahaya.
“Fokus utama saat ini adalah bagaimana bergerak maju untuk memecahkan kebuntuan ini,” kata seorang perwira IRGC, seperti dilansir ditphat.net Military of Russia Today.
Dia berkata: “Tidak ada diskusi mengenai senjata saat ini karena semua orang mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi dan betapa berbahayanya hal itu bagi Iran.”