DITPHAT NEWS Kemendikbudristek Beri Tunjangan dan Angkat 774 Ribu Guru Honorer Jadi ASN PPPK

Jakarta, ditphat.net – Guru memegang peranan penting dalam dunia pendidikan karena merupakan ujung tombak dalam membentuk generasi masa depan bangsa. Menyadari pentingnya peran tersebut, pemerintah terus berupaya meningkatkan kesejahteraan dan kompetensi guru. 

Berbagai upaya telah dilakukan untuk memastikan guru di Indonesia senantiasa menjalani kehidupan yang berkualitas dan sejahtera. Upaya ini diharapkan dapat menciptakan pendidikan yang lebih baik dan adil di Indonesia. Berikut upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan! 1. Pengangkatan Guru Honorer menjadi ASN PPPK

Salah satu upaya penting yang dilakukan pemerintah adalah pengangkatan lebih dari 700.000 guru terhormat menjadi Aparatur Sipil Negara (SSC) dengan skema Pegawai Negeri Kontrak (PPK). Kebijakan ini memberikan angin segar bagi guru-guru yang sudah bertahun-tahun tidak dilantik sejak tahun 2018.

Dengan menjadi ASN PPPK, guru honorer tidak hanya mendapatkan status yang lebih jelas, tetapi juga hak dan tunjangan yang lebih baik, seperti gaji dan jaminan sosial yang lebih baik.

Hingga Agustus 2024, saat program ASN PPPK pertama kali dicanangkan pada tahun 2020, menurut data Administrasi Umum Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), jumlah guru tanpa ASN sebanyak lebih dari 1,2 juta orang.

Dalam kurun waktu 2021 hingga 2023, sebanyak 774.999 guru dilantik menjadi ASN PPPK, sehingga jumlah guru ASN meningkat sebesar 61 persen dalam tiga tahun terakhir.

Saat ini, sebanyak 496.174 guru di luar SHSHK masih bekerja di sekolah negeri di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada tahun 2024, pemerintah daerah mengusulkan penggabungan 241.853 ASN PPPK yang diharapkan dapat mengurangi jumlah guru non-ASN.

“Seorang guru yang mencintai profesinya harus sejahtera terlebih dahulu. “Kami berharap seluruh guru honorer segera menjadi ASN,” kata Nunuk Suryani, GTK, selaku Dirjen Kemendikbud, dalam keterangan yang diterima ditphat.net, Senin (26/8/2024). Tunjangan profesional dan bantuan insentif

Pemerintah juga melakukan berbagai upaya untuk mendukung kesejahteraan guru non-ASN, salah satunya adalah pemberian tunjangan dan insentif profesi.

Pada tahun 2024, bantuan insentif bagi guru nonformal akan diberikan sebesar 300.000 rubel per bulan untuk guru formal dan 200.000 rubel per bulan untuk guru nonformal per semester. Inisiatif ini diharapkan dapat membantu meringankan beban keuangan guru non-ASN selama menunggu proses pengangkatan menjadi ASN PPPK 3. Pelatihan untuk meningkatkan keterampilan

Pemerintah juga fokus mengembangkan kompetensi guru untuk mewujudkan pendidikan berkualitas, salah satunya melalui Program Mobilisasi Guru (PGP). 

PGP memberikan pelatihan dan pendampingan dengan fokus pada kepemimpinan pembelajaran sehingga guru dapat memimpin komunitas belajar dan menciptakan pembelajaran yang fokus pada kebutuhan siswa.

Selama empat tahun terakhir sejak tahun 2020, lebih dari 90.000 calon guru telah mengikuti program ini, dan 61.256 di antaranya berhasil lulus. Saat ini Program Pelatihan Instruktur Mengemudi (PGP) telah memasuki angkatan ke-11 dengan melatih 32.279 peserta selama jangka waktu 6 bulan terhitung sejak 13 Juni hingga 23 Desember 2024.

“Melalui PGP, kami berupaya melahirkan generasi baru pemimpin pendidikan Indonesia, yaitu guru yang memperlakukan siswa dengan penuh rasa hormat; “Guru akan mengutamakan siswa dalam setiap keputusan yang diambilnya, baik sebagai kepala sekolah, kepala sekolah, atau bentuk kepemimpinan pendidikan lainnya,” kata Nunuk.

Menurut Nunuku, program ini memberikan dorongan besar terhadap peningkatan kompetensi guru secara signifikan. Lebih dari 12.000 guru kendaraan telah diangkat menjadi kepala sekolah.

“Sudah 12.400 guru mengemudi yang menjadi kepala sekolah, dan diharapkan jumlah tersebut kedepannya akan bertambah.” Platform dan Komunitas Pembelajaran Kooperatif

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga menawarkan Platform Merdeka Belajar (IPP) untuk membantu guru meningkatkan keterampilannya. PMM memberikan akses fleksibel terhadap sumber belajar, pelatihan dan materi pembelajaran. Selain itu, PMM memungkinkan guru untuk berbagi praktik yang baik dan umpan balik dengan membentuk komunitas belajar kolaboratif.

Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, menyatakan PMM tidak hanya membantu guru meningkatkan kompetensi pribadinya, tetapi juga berperan dalam mengembangkan kompetensi guru lainnya di seluruh Indonesia.

“Ini program implementasi kurikulum Merdeka dan belajar menjadi guru yang lebih baik,” kata Nadiem.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *