Jakarta, ditphat.net – Edisi Road to Green Schools SMP Negeri 29 Jakarta menghadirkan serangkaian kegiatan seperti edukasi, bersepeda, penanaman pohon, dan musik dalam upaya menumbuhkan kesadaran lingkungan sejak dini. Dan rangkaian kegiatan yang berlangsung selama empat hari ini diakhiri dengan penandatanganan Nota Kesepahaman Sekolah Hijau.
Edukasi disajikan dalam bentuk debat dengan partisipasi siswa kelas VII SMP Negeri 29 Jakarta yang mengusung topik olah raga, pengelolaan sampah dan sharing pengetahuan lingkungan oleh para pakar dan profesional.
Kepala SMP Negeri 29 Jakarta, Abdul Malik, MSi mengatakan, sangat mendukung kegiatan Road to Green School yang dapat memberikan tambahan ilmu kepada siswanya.
“Program sekolah hijau ini merupakan suatu kondisi yang kita perlukan untuk menciptakan kenyamanan selama beraktivitas dan proses belajar mengajar di lingkungan sekolah,” kata Abdul Malik.
Lingkungan yang asri, sehat, dan hijau, lanjutnya, akan memberikan dampak positif bagi siswa dalam membangun kehidupan dan berinteraksi.
“Dan salah satu cara untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bersih adalah dengan bersepeda. Dan dengan adanya sepeda, anak-anak bisa memiliki tubuh yang lebih sehat dan bugar.” Saya mendukung kegiatan bersepeda sejak dini, asalkan terjamin. keselamatan dan keamanan. katanya.
Pengendali Ahli Ekosistem Hutan Pertama Direktorat Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH) KLHK, Solomon Lumban Gaol pun mengajak seluruh yang hadir untuk lebih peduli terhadap tanah kita yang sedang sakit.
“Salah satu caranya adalah dengan menghijaukan lingkungan kita. Sekarang kita menanam pohon, tidak hanya sekedar menanam, kita juga memeliharanya, agar pohon tersebut dapat tumbuh, memberikan keteduhan bagi lingkungan, menyerap karbon untuk diolah menjadi oksigen, sehingga agar kita bisa mencegah kenaikan suhu bumi,” kata Solomon.
Dan untuk mengurangi polusi udara, ia mengajak seluruh pihak yang hadir untuk mengkampanyekan penggunaan sepeda atau kendaraan yang tidak menghasilkan polusi udara.
“Mudah-mudahan kedepannya masyarakat, kita semua, dapat melakukan kegiatan serupa untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup kita,” ujarnya.
Solomon menyatakan, mensosialisasikan kegiatan lingkungan berkelanjutan dengan memadukan bersepeda, bercocok tanam, dan musik merupakan cara yang baik.
“Menurut saya, kombinasi ketiga hal ini sangat tepat dalam meningkatkan kualitas lingkungan hidup. “Karena dua hal pertama berdampak langsung pada perbaikan lingkungan hidup dan musik membuat kegiatan menjadi menyenangkan,” ujarnya lagi.
Salah satu yang hadir dalam acara edukasi tersebut adalah Kepala Pusat Pembinaan Generasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PGLHK) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Luckmi Purwandari yang berbagi ilmu mengenai pengelolaan sampah.
Beliau dengan tegas mengatakan, diharapkan ilmu pengelolaan sampah dapat ditanamkan sejak dini agar generasi muda sadar akan sampah dan juga melahirkan generasi yang mampu mengelola sampah secara mandiri.
Luckmi menjelaskan, pencemaran sampah dan limbah merupakan salah satu dari tiga permasalahan utama yang dihadapi seluruh negara di dunia.
“Sampah di permukaan bumi lama kelamaan akan mencemari ekosistem yang ada jika tidak dikelola dengan baik. Parahnya lagi, sampah berukuran kecil akan masuk ke dalam rantai makanan sehingga menyebabkan kontaminasi pada makanan manusia.” sering menyebabkan kematian biota laut,” kata Luckmi.
Oleh karena itu Luckmi menekankan pentingnya anak-anak belajar tentang pengelolaan sampah sejak dini. Sehingga menjadi kebiasaan yang baik sampai anak-anak beranjak dewasa. Dengan mengurangi sampah dan menerapkan pengelolaan sampah yang baik, potensi perubahan iklim dapat dikurangi.
“Sehingga sampah yang ada tidak menghasilkan gas metana yang dapat menambah panas bumi. Jakarta lagi panas kan? Itulah yang kami coba hentikan. dengan apa “Mengelola sampah dan juga menanam pohon di halaman sekolah,” ujarnya.
Sebagai bentuk komitmen mendukung pencegahan perubahan iklim dan mendorong penurunan emisi karbon, seluruh pihak yang terlibat dalam Road to Green Schools edisi SMP Negeri 29 Jakarta menandatangani nota kesepahaman (MoU) sekolah hijau.
Isi MoU tersebut antara lain kesepakatan bahwa sepeda merupakan alat konservasi, untuk mengurangi emisi dan meningkatkan kesehatan; berkomitmen untuk mensosialisasikan budaya bersepeda dalam aktivitas sehari-hari, di seluruh sektor kehidupan; bersama-sama mewujudkan Indonesia yang hijau bagi bumi dan udara yang lebih bersih di masa depan; mendukung komitmen Pemerintah dan mendorong Sekolah Ramah Lingkungan untuk berkampanye mendukung sepeda untuk anak sekolah; dan mendukung program sepulang sekolah Green School untuk mendorong anak-anak sekolah untuk bersepeda, menanam pohon dan menciptakan budaya ramah lingkungan baik di sekolah maupun di kawasan lainnya.