Jelang Usia 30, Prilly Latuconsina: Jangan Pernah Punya Keinginan Nikah karena Tekanan

Jakarta, ditphat.net – Banyak orang menganggap pernikahan sebagai fase kehidupan yang romantis dan membahagiakan, namun bagi aktris sekaligus penyanyi Prilly Latukonsina, pernikahan bukanlah hal yang mudah. Di usia 28 tahun, bagi Prilly, pernikahan merupakan sebuah komitmen yang membutuhkan persiapan dalam banyak hal. 

“Perkawinan tidak sekedar menyatukan kepala dalam satu atap, dan tidak mempersatukan anak perempuan dan laki-laki. Pernikahan itu tidak mudah sama sekali, pernikahan perlu persiapan fisik, persiapan mental, persiapan ekonomi, persiapan mental,” kata Prilly.

Pernyataan Prilly mencerminkan betapa besarnya tanggung jawab yang ada dalam pernikahan. Ia menegaskan, kesiapan fisik, psikis, dan ekonomi sangat penting, karena semua itu akan mempengaruhi kualitas hubungan. Pernikahan bukan sekedar untuk bahagia bersama, tapi juga menghadapi kesulitan bersama, baik emosional maupun finansial. Prilly ingin semua orang paham bahwa menikah adalah langkah besar yang membutuhkan persiapan matang.

Pernikahan tidak terburu-buru

Prilly pun punya pesan yang cukup relevan untuk generasi muda yang kerap mendapat tekanan untuk menikah di usia tertentu. Menurutnya, mencari pasangan yang cocok lebih penting dibandingkan menikah hanya karena usia atau tekanan sosial. 

“Kalau belum ketemu orang yang tepat, mau berapa pun usianya, jangan menikah,” jelasnya. Di masyarakat sering kali ada anggapan bahwa menikah di usia muda merupakan tanda keberhasilan dalam kehidupan bermasyarakat. 

Namun, Prilli mengingatkan bahwa menikah tanpa persiapan yang matang atau tidak menemukan pasangan yang benar-benar cocok bisa berdampak buruk pada kehidupan seseorang.

Sebagai publik figur, Prilly tahu banyak penggemar yang menganggapnya sebagai panutan. Pesan ini sangat cocok bagi Anda yang ingin menikah namun belum menemukan jodoh yang tepat. Tidak perlu terburu-buru, karena setiap orang mempunyai jalan hidup masing-masing.

Jangan menikah hanya karena tekanan sosial

Selain itu, Prilly juga menyoroti fenomena tekanan sosial yang kerap membuat masyarakat terburu-buru menikah. Menurut saya, pernikahan di bawah tekanan hanya akan menimbulkan masalah di kemudian hari. 

“Jangan menikah karena terpaksa, menikahlah karena kamu siap. Dalam pernikahan, kita harus tumbuh bersama, jadi jangan merasa tertekan,” kata Prilly.

Tekanan sosial bisa datang dari keluarga, teman, atau bahkan media sosial. Banyak orang yang merasa tertekan melihat temannya menikah atau punya anak, sehingga langsung tergoda. 

Namun Prilly mengingatkan, pernikahan yang didasari kesiapsiagaan akan semakin kuat dan mampu menghadapi segala tantangan. Siap menikah juga berarti siap tumbuh bersama pasangan, berbagi impian, dan saling mendukung dalam situasi apa pun.

Menariknya, Prilly juga menekankan pentingnya perbaikan diri sebelum mencari pasangan hidup. Ia percaya bahwa jodohnya adalah cerminan dirinya, sehingga kualitas yang baik akan menarik pasangan yang baik.

“Jika kamu ingin mencari pasangan yang baik, kamu harus menjadi orang yang baik. Karena pasangan kita adalah cerminan diri kita sendiri, kata Prilly.

Menikah itu bukan sekedar bersenang-senang dulu, tapi kita harus selalu bersama dalam suka dan duka. “Dalam pernikahan, kita harus tumbuh bersama,” tegasnya.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *