Dari Indonesia hingga Italia, Majelis Hukama Muslimin Promosikan Toleransi selama Ramadhan

ditphat.net – Diplomasi agama merupakan salah satu strategi utama Majelis Hukama Muslim (MHM) untuk mendorong pemikiran moderat di seluruh dunia. Sebagai bentuk komitmen dalam mengedepankan perdamaian dan mendukung nilai-nilai dialog, toleransi, dan hidup berdampingan, pada tahun ini MHM untuk pertama kalinya mengirimkan delegasi agama ke berbagai negara.

Misi ini bertujuan untuk menyebarkan risalah Ramadhan, serta menyebarkan nilai-nilai moderasi, toleransi dan pencerahan pemikiran Islam.

Ahli Qari, Al-Qur’an dan Dai (dosen) banyak yang dikirim ke Indonesia, Malaysia, Kazakhstan, Jerman, Italia dan negara lainnya. Di negara setempat, mereka memimpin salat, mengaji, dan memberikan ceramah agama kepada jamaah.

Upaya-upaya ini dirancang untuk memperkuat hubungan dengan umat Islam di seluruh dunia, meningkatkan kesadaran akan agama mereka, mendorong integrasi positif dalam komunitas mereka, dan melindungi mereka dari ideologi ekstremis. Oleh karena itu, langkah ini diharapkan dapat melindungi mereka dari cengkeraman kelompok kekerasan dan teroris.   Sekretaris Jenderal MHM, Penasihat Mohamed Abdelsalam, mengumumkan bahwa Dewan Hukama Islam di bawah kepemimpinan Grand Sheikh Al Azhar, Imam Akbar Dr. Ahmed Al-Tayeb, melalui berbagai program dan kegiatan di seluruh dunia, berupaya menghubungkan umat Islam dengan latar belakang agama dan keyakinannya.

Hal ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman yang benar tentang Islam dan meningkatkan pengetahuan mereka tentang metode etis untuk menghadapi tantangan yang dihadapi komunitas Muslim di seluruh dunia, terutama dalam konteks meningkatnya Islamofobia.

Hakim Yang Mulia Mohamed Abdelsalam menegaskan bahwa: “Tujuan dari misi keagamaan ini adalah untuk memajukan nilai-nilai toleransi dan kehidupan damai, serta untuk mencapai integrasi positif dengan tetap menjaga identitas Islam,” jelas Penasihat Mohamed Abdelsalam di Abu Dhabi saat sidang. keterangan tertulis, Senin 18 Maret 2024.

“Program ini juga bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai dan tradisi agama Islam serta bagaimana menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari,” lanjutnya.

Penasihat Abdelsalam melanjutkan, sejak awal Ramadhan 1445 H, program MKM telah aktif dilaksanakan dan mendapat perhatian besar dari aparat serta peran serta masyarakat. Misalnya saja di Indonesia, Menteri Agama Yaqut Khalil Qumas menerima delegasi tersebut dan mengapresiasi upaya MKM dalam memajukan nilai-nilai dan budaya toleransi dan hidup berdampingan secara damai di seluruh dunia, serta menghadapi berbagai isu penting. , antara lain: wacana ekstremisme dan kebencian, serta Islamofobia.

Delegasi MHM ke Indonesia meliputi serangkaian acara dan kegiatan. Misalnya saja pemberian ijazah kepada mahasiswa Lembaga Ilmu Pengetahuan Al-Quran Al-Kawthar, terkait Hadits Rahmah (Rahmah), khususnya Musalsal Hadits bi al-Awwaliyyah, disertai pembacaan Empat Puluh Hadits oleh Imam al-Awwaliyyah. -Nawawi. Para santri juga diberikan Sanad (rantai transmisi) oleh Imam Besar Al-Azhar dari hadis-hadis yang dijelaskan oleh Imam Al-Nawawi. 

Pengajar MKM dalam misi ini juga mengunjungi Institut dan Universitas Darunnajah di Jakarta yang memiliki 2.500 mahasiswa. Mereka bertemu dengan Dr. Safwan Manaf, Direktur Universitas Darunnajah, beserta jajarannya, membahas strategi pengembangan pendidikan tinggi. Syekh Salah Al-Syami, salah satu anggota misi ini, memberikan kuliah umum tentang tujuan puasa kepada ribuan mahasiswa Universitas Darunnajah yang juga berpartisipasi aktif.

Di Dar Al-Safwa Kota Depok, Jawa Barat, 15 Maret 2024, Dr. Salah Al-Syami dan anggota delegasi MKM melakukan kajian setelah Ashar hingga sebelum dimulainya puasa. Siswa juga akan mendengarkan Sinad (rantai transmisi) Hadits Musalsal bi al-Awwaliyyah atau dikenal dengan Hadits Rahmah melalui sanad yang terhubung dengan Grand Syekh Al Azhar Dr Ahmed Al Tayeb.

Para siswa juga mendapat penjelasan tentang hadits puasa dari kitab “Bulugh Al-Maram” karya Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqalani. Pada periode ini, ijazah dalam kitab Hadits juga diberikan kepada siswa dan guru Universitas Dar Al-Safwa. Usai Sholat Taraweh, Syekh Salah membacakan sebagian Hadits Abu Bakar Muhammad bin Al-Hussein Al-Thaqafi tentang keutamaan Ramadhan, dan memberikan sanad dari Imam Akbar Ahmed Al Tayeb kepada jamaah.

Anggota Misi MHM juga melakukan pertemuan dengan Profesor Muhammad Quraish Shihab, salah satu pendiri dan anggota MHM, serta ulama terkemuka dan mantan Menteri Agama Republik Indonesia. Mereka mendapat nasehat dari Profesor Quraish yang sangat penting dalam perjalanan pendidikan dan dakwah mereka di Indonesia.

Di Malaysia, delegasi MKM mengikuti berbagai acara dan kegiatan di beberapa masjid di Kuala Lumpur. Kegiatan tersebut meliputi salat magrib, membaca Al-Qur’an, dan ajaran agama tentang berbagai aspek keimanan Islam.

Selain itu, anggota delegasi juga bertemu dengan Senator Datuk Dr. Zulkifli Mohamad Al-Bakri, anggota MHM, anggota Senat dan mantan Menteri Urusan Islam di Malaysia. Diskusi terfokus pada isu-isu penting dan tantangan yang dihadapi negara-negara Muslim, serta program delegasi MKM selama Ramadhan di Malaysia.

Di Italia, delegasi MKM menyelenggarakan berbagai kegiatan dan acara di banyak kota, antara lain Milan, “Al Madina Center”, “Erba Center” di kota Lecco dan “Al Buraq Center” di kota Como. Kegiatan tersebut antara lain salat magrib, ceramah agama setelah salat Asar dan Isya. Program lainnya antara lain Hafalan Al-Quran untuk anak-anak dan dewasa, Pengajian dan pengajian Tajwid untuk dewasa, serta Pengajian Al-Quran untuk wanita.

Republik Kazakhstan menyambut delegasi MKM yang melakukan tur penting ke masjid-masjid penting dan pusat keagamaan di seluruh negeri untuk merayakan Ramadhan. Tur berlangsung di beberapa kota, termasuk Koksetau, Stepnogorsk, Pavlodar dan Shymkent. Delegasi MHM diterima dengan hangat dan antusias.

Di Jerman, delegasi MKM mengadakan kegiatan di banyak masjid dan pusat keagamaan di banyak tempat. Anggota kelompok pengajian ini menarik perhatian masyarakat, baik Muslim maupun non-Muslim. Mereka juga berpartisipasi dalam diskusi dan dialog keagamaan dengan komunitas Muslim dan lokal, bertukar pandangan mengenai isu-isu penting terkait agama dan budaya serta berbagai tantangan.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *