Beijing, ditphat.net – Produsen kendaraan listrik (EV) di China seperti Nio, Zeekr, Xiaomi, dan Xpeng mencatatkan rekor penjualan dalam beberapa bulan terakhir. Xpeng berhasil mengirimkan 24.000 unit pada bulan Oktober, sementara Xiaomi menjual lebih dari 100.000 unit SU7 EV sepanjang tahun ini.
Namun di tengah peningkatan penjualan, banyak perusahaan mobil listrik di China yang masih mengalami kerugian besar. Hal ini disebabkan oleh perang harga yang sengit dan tekanan untuk meluncurkan model baru yang lebih terjangkau di pasar kendaraan listrik yang semakin ketat.
Dikutip ditphat.net Otomotif dari Business Insider, pada Selasa 26 November 2024, Nio yang terkenal dengan stasiun penukaran baterainya melaporkan rugi bersih 5,06 miliar yuan (sekitar Rp 10,8 triliun) pada musim ketiga 2024, berubah jadi jauh +11% dibandingkan kemarin.
Meskipun mengirimkan 61.800 kendaraan – rekor kuartalan baru – harga saham turun hampir 7% setelah pengumuman tersebut.
Saingannya Zeekr mencatat pengiriman 55,000 kendaraan pada kuartal ketiga, naik 50% dari tahun sebelumnya. Xpeng juga mencatat rekor penjualan di bulan Oktober. Meski kedua perusahaan berhasil memangkas kerugiannya, angkanya tetap signifikan: 1,81 miliar yuan untuk Xpeng dan 1,14 miliar yuan untuk Zeekr.
CEO Xpeng He Xiaopeng memperkirakan hanya tujuh produsen mobil besar yang akan bertahan dalam 10 tahun ke depan. “Dari 300 startup, kini hanya 40 perusahaan yang menjual mobil setiap tahunnya,” ujarnya.
Sementara Xiaomi yang mulai membuat mobil listrik meningkatkan target penjualan SU7 setelah berhasil terjual sebanyak 100.000 unit. Namun mereka masih merugi dari bisnis mobil listrik ini.
Di sisi lain, saingan Tesla, BYD, tampil jauh lebih baik. Pada kuartal ketiga, BYD mencatatkan laba bersih sebesar 11,6 miliar yuan (sekitar Rp 24,7 triliun) dan berhasil menjual kendaraan dalam jumlah terbesar.
Keberhasilan ini kontras dengan penurunan pengiriman Tesla di Tiongkok sebesar 5,3% pada bulan Oktober dibandingkan tahun sebelumnya.