ditphat.net – Malam itu warga Desa Tanjung Aru, Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara dihebohkan dengan kemunculan buaya berukuran besar.
Seekor buaya tiba-tiba muncul di kawasan pemukiman dan sedang berburu ternak di sana.
Warga desa sungguh ketakutan dengan teror buaya tersebut. Tidak ada yang berani menangkap buaya tersebut, karena panjangnya hanya satu setengah meter.
Akhirnya warga memutuskan untuk mengadukan nasibnya kepada prajurit TNI. Kebetulan sekali ada TNI tak jauh dari desa tersebut. Yaitu surat laut Sei Bajau.
Berdasarkan keterangan resmi Marinir yang disampaikan ditphat.net Militer, pada Selasa, 26 November 2024, setelah menerima informasi tersebut, Komandan Pos Kelompok Operasi Pam Ambalat XXX, Letnan Dua Marinir Rohmad Widodo, bertindak. langsung. Malam itu juga, Letjen Mar Rohmad dan prajurit Roh Laut bergerak ke desa Tanjung Aru.
Sudah banyak orang di kota, mereka membawa pentungan. Diketahui, buaya yang muncul di pemukiman tersebut bukanlah buaya timah, melainkan Crocodylus Porosus atau disebut juga buaya muara. Spesies buaya ini diketahui memiliki ukuran terbesar di dunia.
Berbekal senter, Marinir Kelompok Operasi Pam Ambalat XXX membantu warga desa melakukan perburuan. Tempat persembunyian buaya akhirnya ditemukan. Dan marinir dengan cepat berhasil menangkap buaya tersebut hidup-hidup. Buaya tersebut diikat dengan tali, kemudian diamankan dan dikeluarkan dari pemukiman warga.
Terkait teror buaya, Komandan Kelompok Operasi Pam Ambalat XXX, Kapten Marinir Oki Prabowo, mengimbau masyarakat pesisir desa Tanjung Aru tetap berhati-hati dan waspada dalam menjalankan aktivitasnya, agar terhindar dari serangan binatang buas. salah satunya adalah buaya yang sewaktu-waktu dapat mengancam keamanan.
FYI, Perairan Indonesia merupakan salah satu habitat pilihan buaya muara, khususnya yang berasal dari Kalimantan. Dan sudah banyak kasus konflik antara buaya muara dengan manusia di NKRI.
Baca: Kabar Duka… Perwira Terbaik TNI Mayor Džemi Meninggal Dunia