ditphat.net Tekno – Fenomena alam akan terjadi pada Minggu sore, 21 Juli, hingga Senin pagi, 22 Juli 2024.
Ini disebut Buck Moon, atau bulan purnama bertanduk. Inilah konsep bulan purnama yang terjadi setiap bulan Juli. Nama tersebut berasal dari budaya penduduk asli Amerika, seperti dilansir situs Livescience.
Pada bulan Juli, tanduk tanduk mulai tumbuh sempurna setelah terjatuh dari tanduk tua, oleh karena itu bulan purnama pada bulan ini disebut Buck Moon.
Selain Buck Moon, bulan purnama bulan Juli memiliki nama berbeda di beberapa daerah. Penduduk asli Amerika lainnya menyebut Buck Moon sebagai Salmon Moon, Raspberry Moon, dan Thunder Moon.
Di Eropa Tengah, khususnya Celtic, Buck Moon dikenal sebagai Seeking Moon, Wirt Moon, Herb Moon, dan Honey Moon.
Nama-nama ini mengacu pada bulan Juli, saat tanaman dikumpulkan untuk diolah menjadi rempah-rempah dan obat-obatan. Di Inggris dikenal dengan nama Hay Moon yang berarti “panen jerami”.
Bulan purnama selalu terbit di timur ketika matahari terbenam di barat. Bulan bersinar sepanjang malam dan terbenam di barat, sedangkan matahari terbit di timur.
Hal ini terjadi karena bulan purnama terjadi saat Bumi berada tepat di antara Matahari dan Bulan, sehingga Bulan diterangi seluruhnya oleh sinar matahari.
Mengutip Planetarium Jakarta, dalam unggahan Instagramnya, Buck Moon atau Bulan Purnama di Staghorn memasuki puncaknya pada pukul 17:17 WIB atau menjelang Maghrib pada pukul 17:54 WIB. Selanjutnya akan terbit pada pukul 17:59 WIB dan tenggelam pada Senin 22 Juli 2024 pukul 06:44 WIB.
Anda tidak memerlukan peralatan khusus untuk melihat Buck Moon. Carilah lokasi dengan langit cerah dan polusi cahaya minimal.
Untuk pemandangan terbaik, lihatlah ke arah langit tenggara setelah matahari terbenam.
Fenomena Buck Moon Minggu sore 21 Juli 2024 ini menjadi momen yang sayang untuk dilewatkan. Jangan lupa mencari tempat terbaik untuk menikmati indahnya bulan purnama di tanduk dan bagikan momen spesial ini kepada orang-orang terdekat Anda.