Viral! Ratusan Orang Antre Panjang Buat Beli Ponsel Lipat Tiga Huawei, Harganya Setara NMAX

Jakarta, ditphat.net  – Sebuah video yang viral di media sosial memperlihatkan ratusan orang berdiri lama di depan Huawei Store di Zhenjiang, China. Ia tampak terburu-buru membeli Huawei Mate XT, ponsel lipat tiga pertama di dunia.

Besarnya animo warga terlihat jelas meski harga ponsel tersebut dibanderol hingga Rp 43 jutaan. Bahkan, Huawei Mate XT yang baru diluncurkan mencatatkan angka impresif terlebih dahulu.

Tak hanya di China, video viral ini pun mendapat beragam komentar dari netizen Tanah Air. Salah satunya membandingkan antusiasme warga China terhadap produk Huawei dan Apple yang baru saja merilis iPhone seri baru.

“Bisa buat yang beli distro,” kata seorang warganet di kolom komentar @uzoneindonesia. “Aku kehilangan iPhone karena patriotisme,” sahut yang lain. “Harganya sama dengan Nmax Turbo,” kata warganet sambil menyoroti betapa mahalnya ponsel tersebut. “Anda menyukai produk rumah Anda sendiri,” kata pemilik situs web.

Namun tidak semua pengguna Huawei bisa langsung membawa pulang Mate XT. Di beberapa toko, termasuk Huawei Store di Shenzhen, hanya mereka yang melakukan pre-order yang bisa membeli ponsel ini.

Seorang siswa bernama Ye mengaku frustrasinya setelah menunggu dari jam 10 malam hingga diberitahu bahwa dia tidak bisa membeli tanpa persetujuan terlebih dahulu. “Saya sudah di sana sejak tadi malam karena ingin mendukung produk lokal, tapi sedih sekali,” kata Ye seperti dikutip Business Standard, Jumat 20 September 2024 .

Kini, di Beijing, situasi serupa juga terjadi, di mana penjualan Mate XT hanya ditujukan untuk pelanggan pertama. Di beberapa tempat, antrian panjang terlihat sejak dini hari, namun banyak pula yang pulang dengan tangan hampa.

Selain itu, Mate XT memiliki harga yang sangat tinggi di pasar sekunder. Di Shenzhen, seorang pedagang menjual memori termahal dan termahal seharga 150.000 yuan atau 2,2 miliar, jauh lebih tinggi dari harga resminya yang hanya 23.999 yuan (sekitar Rp 364 juta).

Model lainnya yang dibanderol sekitar Rp 43 jutaan juga dijual di pasar sekunder dengan harga lebih mahal, hingga Rp 60 jutaan. Meski Huawei mencatatkan jumlah pesanan yang tinggi, yakni lebih dari 6,5 juta unit, banyak pengamat yang meragukan apakah perusahaan tersebut akan mampu memenuhi semua permintaan tersebut, terutama pada tantangan rantai pasokan yang terus berdampak pada industri teknologi di seluruh dunia.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *