Teror Armada Perang Amerika, Rusia Senjatai Milisi Houthi dengan Rudal Termonuklir

ditphat.net – Ada kekhawatiran tingkat ketegangan di Laut Merah akan meningkat pasca kabar Rusia akan mengirimkan rudal nuklir ke Yaman. Pemerintahan Vladimir Putin dikatakan mendukung milisi Houthi untuk mengusir Amerika Serikat dan sekutunya keluar dari wilayah tersebut.

Seseorang yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa serangan udara militer AS di Laut Merah sangat mengancam rudal P-800 Onyx buatan Rusia yang membawa senjata nuklir.

Menurut laporan yang diterbitkan ditphat.net Military dari Middle East Eye, Putin akan memperkuat apa yang disebut “krisis strategis Barat” di kawasan Timur Tengah. 

Isu ini disebabkan menguatnya milisi Houthi yang juga terkait dengan Iran. Namun Kremlin tidak mengeluarkan pernyataan resmi mengenai masalah ini, meskipun ada pertanyaan dari media. 

Laporan lain dari Newsweek yang dikutip ditphat.net Military menyebutkan, kerja sama antara Moskow dan Houthi merupakan bagian dari peningkatan hubungan dengan Iran. 

Kerja sama yang semakin erat ini merupakan langkah strategis Kremlin untuk memperkuat hubungan dengan musuh Barat, terutama pasca agresi Rusia terhadap Ukraina yang dimulai pada Februari 2022.

Pada awal tahun 2024, milisi yang dipimpin oleh Abdul Malik al-Houthi sepakat untuk tidak menyerang kapal Rusia dan Tiongkok. Kemudian pada bulan Maret lalu, Ali al-Qahoum, seorang anggota kantor politik Houthi, menyoroti peningkatan kerja sama dan berbagi pengetahuan antara Yaman, Rusia, Tiongkok, dan negara-negara BRICS. 

“Kerja sama ini bertujuan untuk melemahkan pengaruh Amerika Serikat dan Barat di kawasan Laut Merah,” kata al-Kahoum, seperti dikutip ditphat.net Militer Independen Kyiv. 

Kelompok BRICS awalnya mencakup Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, dan sejak itu berkembang hingga mencakup Arab Saudi, Iran, Etiopia, dan Uni Emirat Arab. 

Houthi sekarang memiliki rudal Rusia, yang menemukannya di wilayah Suriah, dan milisi Houthi diyakini telah mengembangkan rudal mereka sendiri sejak Maret 2024. 

“Kekuatan rudal kelompok tersebut telah berhasil menguji rudal yang dapat mencapai kecepatan Mach 8, dan menggunakan bahan bakar padat,” kata sumber militer yang dekat dengan kelompok Houthi yang menolak disebutkan namanya.

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *