Jakarta, ditphat.net – Stroke merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di Indonesia. Sekitar 500.000 kasus baru penyakit ini tercatat setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan tren yang mengkhawatirkan, terutama seiring dengan meningkatnya populasi lansia.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Indonesia memiliki angka kematian akibat stroke tertinggi di Asia, dengan 193,3 kematian per 100.000 orang per tahun. Gulir untuk detailnya, yuk!
Oleh karena itu, mengingat hampir 80 persen penderita stroke memerlukan rehabilitasi untuk mendapatkan kembali kemandirian dan meningkatkan kualitas hidup, maka pentingnya layanan rehabilitasi stroke menjadi semakin relevan. Permintaan yang tinggi ini menyebabkan peningkatan fokus pada berbagai jenis terapi, termasuk terapi fisik di rumah.
Dalam beberapa tahun terakhir, terapi fisik di rumah menjadi semakin populer, terutama di kalangan penderita stroke. Masyarakat sekarang sudah menyadari manfaat terapi fisik dan mencari perawatan yang nyaman dan mudah diakses. Ketika angka stroke terus meningkat, semakin banyak orang yang menginginkan perawatan fisik di lingkungan mereka sendiri.
Terapi fisik di rumah memungkinkan pasien menerima perawatan yang dipersonalisasi tanpa meninggalkan rumah. Hal ini sangat berguna bagi orang-orang yang memiliki mobilitas terbatas atau ingin menjalani terapi. Terapi di lingkungan yang akrab membuat pasien merasa aman dan nyaman sehingga meningkatkan motivasinya dalam proses pemulihan.
M Aditya Saeed, Chief Operating Officer Fisiohome, menjelaskan keunggulan utama fisioterapi di rumah adalah terapis dapat menyesuaikan latihan dengan ruangan di rumah pasien.
“Kebanyakan pasien stroke memerlukan metode rehabilitasi khusus. Terapis fisik dapat menilai dan menyesuaikan sesi terapi berdasarkan kondisi fisik pasien dan lingkungan. “Hal ini meningkatkan efektivitas terapi dan menimbulkan rasa peduli pada pasien,” kata Aditya dalam keterangannya yang dikutip Sabtu, 9 November 2024.
Aditya melanjutkan, Fisiohome juga membantu pasien menjalani terapi. Pasien tidak perlu bersusah payah untuk mengikuti terapi fisik. Dan mereka tidak perlu khawatir tidak ada orang yang menemani mereka. Fisioterapis fisiomatis datang langsung ke rumah pasien.
“Layanan fisioterapi dapat diakses dengan mudah kapanpun, dimanapun, dengan peralatan yang lengkap, aman tanpa perlu antri, dan semua fisioterapis sudah tersertifikasi STR dari Kementerian Kesehatan RI,” jelas Aditya.
Misi tim mereka adalah memastikan bahwa setiap latihan disesuaikan dengan kondisi setiap pasien.
“Misalnya, pasien stroke mungkin memerlukan pendekatan yang sangat berbeda dibandingkan pasien dengan saraf terjepit atau cedera pergelangan kaki. Pendekatan yang dipersonalisasi ini memastikan bahwa setiap pasien menerima terapi yang disesuaikan dengan kebutuhannya,” ujarnya.
Menurut Aditya, fisioterapi di rumah merupakan pilihan terbaik bagi pasien stroke. Pendekatan ini menawarkan kemudahan dan fleksibilitas yang tidak dapat diberikan oleh layanan tradisional.