Jakarta, ditphat.net – Barang bekas tidak selamanya harus dibuang begitu saja. Dengan kesabaran dan kreativitas, barang bekas bisa disulap menjadi barang baru yang lebih indah dan bernilai.
Rennie Winarto, pendiri WN White Noise, mengatakan dengan pengalamannya selama sepuluh tahun di industri tas, ia telah sukses memasarkan tas ramah lingkungan. Scroll untuk melihat koleksinya, yuk!
Makanya semua tas kami (WN White Sound) di sini terbuat dari bahan daur ulang dan memiliki sertifikasi Jepang, kata Rakni saat peluncuran WN White Sound di Senayan Park, Jakarta.
Renny mengatakan seluruh koleksi tas WN White Noise terbuat dari bahan nilon daur ulang.
“Jadi butuh waktu ratusan tahun agar sampah bisa terurai, tapi kami membuatnya menjadi kantong yang sangat kuat.”
Menurut Rennie, nilon sendiri merupakan bahan dengan kualitas terbaik. Namun Rennie menggunakan botol plastik daur ulang untuk penutup tas, bukan hanya nilon.
“Kalau dilihat dari kemasannya, seluruhnya terbuat dari botol plastik daur ulang. Sertifikat Jepang. “Jadi semuanya berkualitas tinggi, sangat tahan lama.”
Renny mengatakan, butuh waktu lama untuk memproduksi barang-barang tersebut dengan mengubahnya menjadi tas yang bisa digunakan kembali, namun juga akan berdampak pada lingkungan.
“Itu (proses pembuatan tas) lebih lama dibandingkan nilon atau bahan aslinya karena harus dipelet ulang dan dijadikan kain, lalu kita ganti. “Pada saat yang sama, jika ada yang baru, mungkin kami akan segera bekerja.”
“Jadi prosesnya agak lama, jadi bahan daur ulang selalu lebih mahal. Tapi bagaimana pengaruhnya terhadap lingkungan? “Jika kita terus mengambil sumber daya alam (SDA), kita akan menyayangkannya karena suatu saat pasti akan habis.”