JAKARTA, ditphat.net – Tidak semua penyakit jantung memerlukan operasi jantung terbuka. Banyak kondisi, seperti penyakit arteri koroner, masalah katup jantung, kelainan jantung, gangguan irama jantung, tumor jantung, dan implantasi alat pacu jantung, dapat diobati dengan operasi jantung invasif minimal. Apa?
Bedah jantung invasif minimal adalah prosedur yang dilakukan melalui satu atau lebih sayatan kecil di tubuh, berbeda dengan operasi jantung terbuka yang biasanya melibatkan satu sayatan panjang di dada. Scroll untuk informasi lengkapnya, yuk!
Dalam prosedur ini, dokter bedah menggunakan kamera dan alat khusus yang dimasukkan melalui sayatan. Instrumen khusus ini kemudian dipandu di antara tulang rusuk untuk mengakses jantung.
Teknik invasif minimal ini menawarkan keuntungan seperti lebih sedikit jaringan parut, lebih sedikit rasa sakit, dan pemulihan lebih cepat dibandingkan dengan operasi jantung terbuka, yang biasanya memerlukan sayatan pada tulang dada untuk mengakses jantung.
Spesialis bedah toraks, jantung dan pembuluh darah, dr. Wirya Ayu Graha, Sp. BTKV, Subsp. JD menjelaskan, operasi ini memberikan banyak manfaat bagi pasien, antara lain mengurangi risiko infeksi dan nyeri pasca operasi serta mempercepat pemulihan.
“Dengan pendekatan invasif minimal, kami dapat memberikan pengobatan terbaik dan mendukung kualitas hidup pasien pasca operasi, seperti kemungkinan untuk kembali bekerja lebih cepat,” kata Dr. Wirya dalam keterangannya yang dirilis pada Selasa, 3 September 2024.
Sementara untuk prosedurnya, dr. Wirya menjelaskan, operasi jantung minimal invasif biasanya memakan waktu sekitar 3-5 jam. Lalu apa saja manfaat dari operasi minimal invasif ini?
“Pemulihan lebih cepat, lebih sedikit kehilangan darah, lebih sedikit bekas luka yang terlihat, lebih sedikit risiko pendarahan atau infeksi, lebih sedikit rasa sakit dan lebih sedikit masa rawat inap di rumah sakit,” jelasnya.
Direktur Rumah Sakit Daerah Bedsaida, Bpk. dr. Pitono menambahkan, RS Bethsaida juga fokus pada pengembangan layanan unggulan, khususnya Pusat Kedokteran Jantung dan Pembuluh Darah.
“Hal ini terkait dengan tingginya angka kematian akibat penyakit jantung di Indonesia. Oleh karena itu, kami sangat bangga dapat memberikan layanan bedah jantung minimal invasif yang dipimpin oleh dr. Wirya Ayu Graha, Sp.BTKV,” jelasnya.
“Subsp. J.D. “Ini merupakan salah satu upaya kami untuk terus berinovasi dalam memberikan layanan kesehatan yang berkualitas dan fokus pada kenyamanan dan keselamatan pasien,” lanjutnya.