Jakarta, ditphat.net – Seiring pesatnya perkembangan dunia digital di Indonesia, keamanan siber semakin berkembang dan terus berkembang sehingga menjadi permasalahan besar bagi para pelaku bisnis.
Digiserve Telkom Indonesia, sebagai perusahaan Managed ICT (Information and Communication Technology Management Solutions) terkemuka, memahami pentingnya keamanan siber bagi para pelaku bisnis di Indonesia.
Presiden Direktur Digiserve Ahmad Hartono mengatakan ancaman siber di Indonesia semakin kompleks.
Oleh karena itu, Digiserve mendorong dunia usaha untuk memahami risiko yang mereka hadapi dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi aset digital mereka.
“Kami melihat peningkatan yang mengkhawatirkan dalam jumlah dan tingkat ancaman serangan siber di Indonesia. Berdasarkan penelitian dan analisis data yang kami terima, kami mengidentifikasi 5 ancaman keamanan siber yang harus diwaspadai perusahaan saat ini,” ujarnya. dikatakan.
Hartono menjelaskan, berdasarkan Laporan Ancaman Siber ASEAN 2024, akan terjadi 5 serangan siber di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Yang pertama adalah penjualan akses ilegal (compromised access sales), dimana peretas mendapatkan akses tidak sah ke suatu sistem atau jaringan.
Yang kedua adalah Kebocoran Data, yaitu ketika informasi sensitif atau rahasia diakses, dicuri, atau dipublikasikan tanpa izin.
Yang ketiga adalah serangan ransomware, yaitu serangan di mana data dienkripsi dan penjahat meminta uang tebusan untuk enkripsi tersebut.
Keempat adalah aktivitas peretasan (Hacktivism), yaitu serangan siber yang dilakukan dengan tujuan ideologis atau politis.
Yang kelima atau terakhir adalah pencurian data biometrik dan virus trojan seperti Deepfake yaitu GoldPickaxe yang mencuri data biometrik dan menggunakannya untuk menciptakan cara-cara mendalam untuk menipu sistem perbankan.