DEPOK, ditphat.net – Lusinan siswa dan tutor siswa SMKN 3 Depok tiba di kampus. Karena ijazah siswa ditangkap oleh sekolah karena tidak memerlukan pajak. Meskipun biaya pendidikan di sekolah umum gratis. Tetapi diduga ada praktik fiskal ilegal (Blur) di sekolah yang membebani para siswa.
Setidaknya ada 41 diploma yang diadakan di SMKN 3 Depok karena dianggap berhutang budi. Alasannya adalah kontribusi bangunan. Pengawal hari ini berkumpul di sekolah -sekolah untuk mendapatkan diploma mereka setelah viral load di jejaring sosial yang terkait dengan diploma yang dipegang oleh sekolah di beberapa daerah.
“Ya, karena saya tidak punya uang, mereka adalah hutang jika saya tidak menipu 2,8 juta rp 23, 2025.
Hutang itu disebut dana abadi, katanya. Mengenai kontribusi pengembangan pendidikan (SPP) tidak ada. Tetapi siswa dikenakan biaya kontribusi untuk berkontribusi pada pembangunan sekolah.
“Sebenarnya, tidak ada judul untuk SPP, ya, hanya ketika Anda pertama kali memasuki sekolah kejuruan ini adalah percakapan,” katanya.
Dia juga mengklaim bahwa dia memiliki hutang 8,4 juta rp. Termasuk dana latihan lapangan (PKL), kelulusan dan seragam.
“Itu (latar belakang) mencakup penjual keliling, kelulusan, hanya seragam yang banyak. Dia hanya mengatakan itu bisa dibayar, ”katanya.
Serupa adalah kasus Roni, orang tua lulusan lainnya. Dia mengklaim bahwa dia memiliki hutang 6 juta lei. Karena dia tidak berbuah, diploma anaknya ditahan.
“Ya, nama -nama orang tua memiliki banyak pengeluaran, ya, ada banyak anak yang pergi ke sekolah, terutama anak -anak mereka, saya hanya membayar 100 ribu rp. Itu adalah sumbangan,” katanya.
Dia mengakui bahwa dia terkejut bahwa dia akan mengambil diploma putranya dan menerima 6 juta Lei. Dia mengklaim dia tidak membayar sama sekali ketika putranya masuk sekolah.
“Ya. Ketika saya ingin mendapatkan total RP. Jika saya belum pernah bekerja, saya hanya membayar 100 ribu RP di kelas I. Akhirnya, ketika saya ingin mendapatkan (diploma) jutaan, katanya. UAU, itu tidak bisa berupa RP.
Tapi sekarang para lulusan diploma telah diluncurkan oleh sekolah. Mereka juga mengklaim bahwa mereka merasa lega bahwa mereka memiliki diploma setelah mereka ditangkap.