
LOMBOK, ditphat.net – Asosiasi Mandalica Grand Prix (MGPA) mengatakan akan ada empat balap balap di kelas internasional, termasuk MotoGP, ARRC, GT World Series dan Porsche Carrera Cup Asia, Mandalika, Tengara Tengah (NTB) 2025.
“Dan juga berbagai acara balap lokal lainnya, serta berbagai kegiatan non -rising, seperti komunitas, pelatihan, hari hari dan berbagai kegiatan lainnya,” kata Direktur Priialandi MGPA Satria selama kelompok Kelompok (FGD) Mataram, Mataram State Islamic University, Universitas Islamik Mataram, Mataram State Islamic University, Mataram State, Acara (UIN), Minggu.
Agar kegiatan ini berhasil, bagiannya membutuhkan berbagai dukungan dari pemerintah provinsi NTB, pemerintah daerah, OPD dan pengusaha lokal dan nasional, seperti bantuan bus untuk transportasi umum, bantuan promosi, kontrol harga. Bantuan dan berbagai kerja sama lain untuk sikap bersama menjadikan MotoGP sebagai acara dan berbagai kegiatan lainnya dapat bekerja dengan baik dan baik.
“Untuk dapat meningkatkan kualitas dan keberlanjutan,” katanya.
Dikatakan bahwa MGPA pada tahun 2024, penggunaan Saluran Mandalica adalah 268 hari (olahraga mesin 199, ke-69 tanpa olahraga otomotif), dengan total 170.000 pengunjung (120.000 MotoGP, 50.000 non-meter).
“Kami di MGPA selalu meninjau dan mengubah konsep pengorganisasian acara,” katanya.
Saluran Internasional Pertamina Mandalika dikunjungi oleh banyak wisatawan lokal dan internasional, semua orang harus berpikir tentang bagaimana rantai Lombok dan Indonesia dapat diketahui di dunia rantai penggunaan, kehadiran penggemar mobil dan tidak dilaporkan di berbagai media lokal mereka dan orang asing. media
“Tentu saja wisatawan akan berkhotbah dan menyajikan lebih banyak Mandalica, Lombok, NTB dan Indonesia di dunia, berharap bahwa tingkat wisatawan lokal dan asing akan meningkat dan tentu saja sejalan dengan program pariwisata NTB,” katanya s
Bagiannya sebagai Bunn, yang diadakan di sektor pariwisata dan para pendukungnya, terus memperkuat perannya dalam mempromosikan pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia.
“Skema Mandalica bukan bagian dari MGPA, tetapi milik Indonesia. Ini harus terus -menerus diangkat dan dipersonalisasi untuk Indonesia,” katanya. (Anthr)