Jakarta, ditphat.net – Penyedia layanan seluler PT Smartfren Telecom Tbk mengalami penurunan jumlah pengguna aktif dan pendapatan pada kuartal III-2024.
Jumlah pengguna aktifnya mencapai 35,9 juta orang, naik dari sebelumnya 36,4 juta orang pada Q3 2023 (tahunan/tahunan).
Penurunan tersebut setara dengan pendapatan hingga akhir September 2024 sebesar Rp8,54 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp8,63 triliun.
“Sembilan bulan tahun ini merupakan masa yang penuh tantangan bagi perusahaan,” kata Presiden Direktur Smartfren, Merza Fachys, di Jakarta, Jumat, 20 Desember 2024.
Dia menyebutkan tiga faktor yang berkontribusi terhadap penurunan kinerja. Pertama, persaingan semakin buruk karena industri telekomunikasi Indonesia menjadi semakin kompetitif karena masuknya pemain-pemain baru dan beberapa penawaran kuat dari penyedia layanan telepon seluler.
Kedua, penyebaran RT/RW Net. Menurut Merza, keberadaan penyedia internet kecil (RT/RW Net) memberikan alternatif bagi masyarakat untuk mendapatkan internet dengan harga lebih murah.
Ketiga: perubahan perilaku konsumen. “Sekarang mereka semakin selektif dalam memilih penyedia layanan dan paket internet, berdasarkan kriteria harga, standar, dan kualitas internet,” ujarnya.
Ia berharap ada peningkatan pada kuartal IV 2024 yang menyebabkan basis pelanggan Smartfren kembali tumbuh lebih cepat. “Kami memperkirakan pertumbuhan akan kembali pada kuartal keempat,” tegasnya.
Smartfren saat ini memiliki kurang lebih 46.000 transceiver station (BTS) yang tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan, sebagian Sulawesi, dan Jawa, tersebar di 288 kota. Jaringan Smartfren juga akan melayani 80 persen penduduk Indonesia.
Sementara menurut laporan terbaru Opensignal, rata-rata kecepatan unduh, kecepatan unggah, dan pengalaman pelanggan saat menonton video di jaringan Smartfren paling rendah dibandingkan operator ponsel lain pada Desember 2024.
Rata-rata kecepatan download Smartfren tercatat 14,9 Mbps. Selisih sekitar 11 Mbps dibandingkan kecepatan rata-rata Telkomsel sebagai pemimpin posisi. Dari segi kecepatan unggah, Smartfren mencatatkan 2 Mbps, tertinggal 9 Mbps dari Tri Indonesia sebagai pemimpin posisi.
Laporan Opensignal dirilis pada Desember 2024. Pengambilan sampel dilakukan pada periode 1 Agustus hingga 29 Oktober 2024.