ditphat.net – Diskusi di sekolah-sekolah di negara maju seringkali membahas apa yang paling dibutuhkan, misalnya mata pelajaran mana yang harus diprioritaskan, siswa mana yang lebih membutuhkan dukungan, atau di mana dana yang lebih banyak harus diinvestasikan. 

Statistik dari PBB menunjukkan bahwa “tidak ada kemajuan” dalam hal akses terhadap pendidikan di negara-negara termiskin dalam satu dekade terakhir. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan kesempatan bagi anak laki-laki dan perempuan dalam hal akses terhadap pendidikan.

Seks dalam pendidikan bukanlah hal baru dan sering dibahas dalam artikel-artikel seks yang dapat ditemukan di Internet. Makalah tertulis siswa ini seringkali didasarkan pada contoh nyata seksualitas dalam pendidikan.

Meski seseorang berhak memilih pendidikan yang diinginkannya, namun kenyataannya berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa bahkan di negara-negara maju, peran-peran tersebut tidak sepenuhnya setara. 

Namun bagi keluarga yang tinggal di negara berkembang, kekhawatiran mengenai pendidikan anak seringkali lebih penting. Tidak yakin apakah mungkin menyekolahkan anak Anda? Apakah itu gratis? Dan bisakah dia masuk universitas?

Di sisi lain, dalam laporan yang ditulis oleh organisasi yang sama pada akhir tahun lalu tentang kualitas pendidikan, temuannya cukup mengejutkan. Oleh karena itu, lebih dari 600 juta anak di ruang kelas tidak belajar apa pun tentang topik ini. 

Gender merupakan faktor yang sangat penting

Di banyak negara di dunia, perempuan muda yang tanpa sadar menghadapi diskriminasi dan diskriminasi diharapkan bekerja, sering kali di rumah atau mengurus kerabat mereka. Daripada pergi ke sekolah. Dan banyak di antara mereka yang menikah di usia muda, sehingga tidak memberikan kesempatan bagi mereka untuk belajar. 

Mengenai apa yang dikatakan para ahli tentang uang, sulit dipercaya bahwa ada negara di mana perempuan berpenghasilan 75% lebih rendah dibandingkan laki-laki.

Hal ini terjadi di Iran, dimana perempuan memperoleh rata-rata $21,000 per tahun dibandingkan dengan laki-laki yang berpenghasilan lebih dari $4,000 per tahun. Itulah kesimpulan dari laporan terbaru Forum Ekonomi Dunia (WEF) mengenai kesenjangan gender global, dan hal ini masih mengejutkan saya hingga hari ini. 

Ada beberapa negara di mana perempuan harus berjuang melawan hambatan sosial dan ketidakadilan: kawin paksa, hak veto dalam politik, atau kesenjangan upah adalah beberapa di antaranya.

Berdasarkan fakta dan angka laporan VEF yang menganalisis 145 negara di dunia, inilah 10 negara dengan kinerja terbaik dalam hal kesetaraan gender, sehingga menjadikannya negara dengan hak pendidikan terburuk bagi anak perempuan. Jadi negara mana?  Afganistan Mesir Mali Lebanon Maroko Yordania Iran Suriah Pakistan Yaman 

By ditphat

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *